choke boke

Thank God for the beautiful life We had.. and the sweet choco too :)


1 Komentar

Buat Yang Mau Sukses !!!

“Amanah yang kita miliki adalah lebih banyak dari waktu yang kita miliki”

– Hasan Al Banna –

 

Lagi-lagi saya dihadapkan pada beberapa agenda di waktu yag sama. Ini sudah yang kesekian kalinya apalagi setelah saya menduduki posisi strategis di Himpunan Mahsiswa Mesin (HMM) sekaligus mendapatkan beasiswa PPSDMS. Keduanya sama-sama menjanjikan jadwal yang super padat untuk saya. HMM yang hampir setiap minggunya dalam setahun ini selalu mengadakan kegiatan mulai tingkat jurusan sampai nasional. Belum lagi Dewan Presidium FTI dan ITS yang tentunya juga menjanjikan pertemuan-pertemuan yang cukup intensif terutama ketika akan menghadapi agenda-agenda besar baik di tingkat fakultas maupun institut. Kegiatan akademik yang lumayan mecekik leher membuat saya berkali-kali terpaksa mengagendakan rapat di malam hari.  Ditambah program pembinaan yang “Wow” di PPSDMS rasanya lengkap sudah.. (hehe.. piss men).

 

Satu paragraph diatas kelihatannya cukup mengambarkan kegiatan keseharian saya yang selalu berkejaran dengan waktu. Nah.. dalam posisi ini kita bias menyikapinya dengan dua pilihan:

  1. kita akan berpusing-pusing ria, selalu mengeluh dan menganggap semua ini hanya beban yang dengan sangat tidak hoki jatuh ke pundak kita. Lalu kita akan mulai melihat orang-orang di sekitar kita yang hidup dengan santainya, kerjanya hanya kuliah dan bersenang-senang. Gak ada rapat ini-itu, gak harus ngisi acara disana-sini, gak pake apel, KIP, Taekwondo, de el el.., atau
  2. kita akan melihat ini sebagai anugerah dari Allah SWT, yang telah memberikan kita kesempatan emas yang tidak semua orang miliki. Kita akan menganggap semua ini sebagai tantangan yang harus bias kita lewati. Kita juga akan menyadari bahwa ini adalah satu bentuk kesempatan untuk bias memberi lebih banyak kepada orang-orang di sekitar kita. Walaupun berat, namun kita yakin bahwa ini semua akan menempa diri kita menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Setelah ditimbang-timbang akhirnya dengan alasan kesehatan dan kebahagiaan dunia akhirat, saya memutuskan untuk mengambil jalan yang kedua. Namun persoalan tidak selesai sampai disitu. It’s OK if we are thinking that it’s a challenge to upgrade our skills or somethin’ else. Tapi kita tetap akan menghadapi jadwal yang bentrok, dan agenda yang super padat. Nah.. karena itulah kita perlu dengan cermat mengatur jadwal kita. Untuk hal-hal yang masih di wilayah kekuasaan kita (seperti rapat BPH, kunjungan, dll) sebisa mungkin diusahakan untuk ditempatkan di waktu-waktu yang kosong. Sedangkan untuk hal-hal yang diluar kewenangan kita, cobalah untuk sebisa mungkin mempengaruhi pihak berwenang agar menyesuaikan jadwalnya dengan jadwal kita. Sekarang yang jadi masalah adalah bagaimana jika hal-hal tadi sudah dilakukan namun masih ada juga agenda yang bentrok? Jawabannya simple, “ya didelegasikan lah..”. Tapi habis itu ada pertanyaan lagi, “kalo gak mungkin didelegasikan gimana?”. Nah.. untuk masalah model ini kata kuncinya adalah untung – rugi. Disini pastinya kita harus memilih salah satu. Agenda mana yang lebih utama/prioritas bagi kita itulah yang kita dahulukan. Nah sekarang agenda macam apakah yang harus kita prioritaskan? Sebagai seorang yang bertanggung jawab, kita seharusnya mendahulukan agenda-agenda yang mana bila kita tinggalkan akan dapat menimbulkan kerugian bagi orang banyak. Sebagai makhluk sosial yang banyak hidup di ranah publik seringkali kita dituntut untuk mengorbankan kepentingan pribadi. Itu sudah jadi konsekuensi karena saya memang memilih untuk berada di jalur ini.

 

Dari paparan diatas saya bisa mengatakan bahwa memanage jadwal anda adalah sangat penting!!! Apalagi bagi anda yang banyak hidup di ranah publik. Alasannya simpel, sebab kalau jadwal anda sampai amburadul artinya adalah semakin banyak agenda yang bentrok, kalau banyak agenda yang bentrok berarti ada agenda yang harus kita tinggalkan. Nah, karena anda tidak hanya hidup sendiri, melainkan juga hidup di ranah publik, berarti semakin besar kemungkinan anda akan mendzalimi diri sendiri, lebih parah lagi mendzalimi orang lain atau bahkan mendzalimi banyak orang. Alasan lainnya adalah, jadwal yang berantakan menandakan hidup yang berantakan. Kalau hidup anda berantakan bisa dipastikan anda akan sibuk mengurusi diri anda sendiri bersama segudang masalah yang akan anda hadapi. Ketika anda sudah sibuk/tidak becus dengan diri anda sendiri, maka lupakanlah untuk mengurusi orang lain. Lupakan untuk mengurusi orang lain artinya posisi supervisor, manager, apalagi direktur tidak layak untuk anda. Anda tidak qualified untuk menjadi leader dalam level apapun. Anda akan hanya menjadi orang terbawah yang tidak lagi punya bawahan. Begitulah kira-kira konsekuensi yang seharusnya ditanggung oleh orang yang belum bisa mengatur waktunya.

 

Sebaliknya, orang yang pandai mengatur waktunya adalah orang hebat yang justru tidak pantas menjadi bawahan. Ketika anda sudah bisa mengatur diri sendiri maka anda adalah orang yang dicari-cari untuk bisa mengatur banyak orang. So, jangan ragu lagi, segera buat plenning anda hari ini, minggu ini, bulan ini, tahun ini, dst. Memang akan sulit untuk bisa tegas pada diri sendiri, namun pada kenyataannya disiplin diri memang selalu menjadi bagian penting dari orang-orang sukses.

 

”keraslah pada dirimu dan dunia akan lunak padamu. Lunaklah pada dirimu dan dunia akan keras padamu.”

– someone –


1 Komentar

Lets build the character

Sukses suatu bangsa adalah akumulasi dari sukses tiap individu warganya.”
Imam Ash-Syahid Hasan Al-Banna

Inilah kata-kata yang singkat, cerdas, dan sarat makna. Kutipan diatas sebenarnya kalau kita cerdas memaknai akan memberikan sebuah pesan,”Didiklah bangsamu! Buatlah mereka menjadi insan terbaik. Menjadi pribadi yang tangguh, kompeten dan berintegritas.”, kira-kira begitulah pesannya. Artinya, jika ingin menjadi bangsa yang besar dan bermartabat kita membutuhkan SDM-SDM yang memiliki kompetensi tinggi dan berdaya saing global. Namun itu saja tidak cukup, untuk membangun sebuah bangsa yang utuh kita perlu menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme di tengah-tengah masyarakat kita.

Pertanyaan selanjutnya adalah, ”how?”. dalam hal ini bukan berarti masyarakat tidak punya pengaruh dalam dalam peningkatan kompetensi diri. Jelas sekali bahwa semua akan kembali lagi kepada mereka. Namun dalam hal ini pemerintah juga memegang peranan sangat penting. Yakni bagaimana menyusun sebuah sistem pendidikan yang baik.

Dalam membuat sebuah sistem pendidikan yang baik ada dua hal yang penting untuk kita cermati. Pertama, bagaimana pemerintah memastikan bahwa sistem yang mereka buat dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, baik dari secara geografis maupun kemampuan ekonomi. Seperti kita ketehui bahwa negeri ini terdiri lebih dari 15 ribu pulau, dengan jumlah penduduk yang telah melampaui 200 juta jiwa. Tidak mudah untuk melakukan pemerataan dalam bidang apapun di negeri ini. kita mambutuhkan komitmen dan keseriusan dari pemerintah baik di level pusat maupun daerah, disamping juga dukungan finansial yang tidak sedikit. Kedua, yang tidak kalah pentingnya adalah content dari paket-paket pendidikan itu sendiri. Materi-materi yang ditawarkan harusalah komperhensif, sistematis, menyeluruh, dan mengarah pada satu goal besar yaitu terbentuknya indonesia yang lebih baik dan bermartabat.
Saya ingin mengajak anda mencermati apa yang terjadi di negara-negara besar seperti Amerika, Singapura, Jepang, China dan lainnya. Pertama Amerika, pernahkah anda membuka situs Gedung Putih atau situs pemerintah negara bagian di Amerika? Kalau pernah anda akan menemuka satu tab yang bertuliskan kids. Apa artinya ini? Bagi saya ini adalah cerminan sebuah komitmen. Gambaran sebuah kepedulian pemerintah Negara Adidaya terhadap pendidikan masyarakatnya sejak dini. Bayangkan, di sebuah situs pemerintahan terdapat tab khusus untuk anak-anak yang disuguhkan secara menarik dan komunikatif. Bagaimana dengan Indonesia? Mungkin menyusul. Dari Amerika kita beralih ke Singapura, tahukah anda bahwa setiap anak usia SD disana diwajibkan untuk membaca sebuah komik berjudul Tsun Zhu? Sebuah komik yang bercerita tentang strategi perang. Yang menarik adalah bahwa filosofi dari komik tersebt ternyata bisa diterapkan di berbagai bidang mulai dai bisnis hingga politik dan pemerintahan. Belum lagi bangsa Jepang yang terkenal dengan integritas dan sikap ksatria-nya. Tahukah anda bahwa banyak perdana menteri jepang yang mengundurkan diri demi kestabilan politik di negaranya. Saya yakin ketika situasi yang sama terjadi di Indonesia tidak mungkin ada kata resign dari mulut pemerintah kita. Inila cerminan dari integritas dan sikap ksatria seorang pemimpin.

Bagaimana negara-negara maju tersebut bisa mencetak kader-kader bangsa yang sukses ternyata adalah buah dari komitmen dan kerja keras. Memang caranya berbeda-beda, Amerika memulai teknologi informasinya, jepang memulai dengan budayanya yang diwariskan secara turun-temurun (filosofi Samurai), dan Singapura memulai dengan komik Tsun Zhu-nya. Namun demikian, saya melihat satu benang merah yang menghubungkan semuanya yakni pendidikan sejak dini. Barangkali inilah yang menjadi kunci utama dalam pembentukan SDM. Karena bicara pendidikan tidak hanya IPA dan IPS, namun lebih dari itu. Pembentukan karakter bangsa melalui pendidikan dini, itulah yang harus dijadikan prioritas Indonesia saat ini. Bukan berarti ilmu alam dan ilmu sosial bukan hal yang penting. Tetapi kompetensi bila disandingkan dengan karakter yang tangguh akan menjadi kekuatan maha dahsyat yang akan membawa bangsa ini menuju kejayaannya. Kebangkitan nasional akan tercapai dan Indonesia-pun kembali menjadi Macan Asia.

Wioko Yudhantara
Depatment of Mechanical Engineering ITS
PPSDMS Regions 4, Surabaya


Tinggalkan komentar

comment of: Globalisasi dan Kemiskinan

dalam menghadapi globalisasi pemerintah RI seolah sedang berhadapan dengan buah simalakama. Bagaimana tidak, konsekuensi yang harus ditanggung ketika kita bergabung atau tidak dalam globalisasi sama besarnya. Indonesia sebagai negara yang bisa dibilang tidak terlalu kuat hanya bisa mengikuti arus. sekarang pemerintah sudah memilih untuk membawa bangsa ini dalam rangkulan globalisasi, pasar bebas.
Bukan saatnya lagi kita teriak, karena selalu ada titik putih dibalik kertas hitam. positifnya adalah ketika bangsa ini dibenturkan dengan globalisasi, kita secara tak langsung dipaksa untuk bisa meningkatkan kompetensi diri (secara individu) dan akselerasi pembangunan di berbagai sektor (secara komunal). Bagi negara berkembang seperti Indonesia, nasionalisme adalah kunci utama keberhasilan kita membawa bangsa ini keluar dari ancaman ekses globalisasi. disamping juga komunikasi dan kesepahaman yang baik antara rakyat dan pemerintah.
jadi, bagi seluruh rakyat Indonesia marilah kita pahami tantangan-tantangan yang ada di depan kita. Mari sama-sama kita hadapi, minimal dengan secara serius meningkatkan kompetensi diri serta menancapkan dalam-dalam jiwa nasionalisme. Insya Allah, ketika kita sudah ikhtiar dengan sungguh-sungguh, maka Allah SWT akan memberikan kemenangan itu pada bangsa ini.

Salam,
Wioko Yudhantara
Dept. of Mechanical Engineering ITS


3 Komentar

Kapan?

Presiden Republik Islam Iran

Presiden Republik Islam Iran

In the Name of Almighty God, the All-Knowing, the Most Lovingly Compassionate

One’s perspective regarding government and governance determines the way one ‎should cooperate with the people.   If one recognizes government as a privilege and prey ‎of the governors, then the period of governance can be counted as an opportunity to fulfill ‎the expectations of certain individuals and groups or the ostentation and hedonism of the ‎governors.

But if in our view, “government” would be a responsibility before God for ‎establishing justice and a duty to ensure the rights of common people, serving the ‎servants of God and helping the oppressed- then the most important issue will be the ‎people’s concerns.  If this is the case, governors would not view themselves as better than ‎other people and they wouldn’t put themselves in any other position except serving the ‎people.(www.ahmadinejad.ir).

Betapa indahnyai ketika pemimpin negeri ini memiliki idealisme seperti yang dimiliki oleh presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad. Tentunya bangsa ini akan hidup dalam kesederhanaan dan yang lebih penting lagi hidup dalam kemandirian. Di satu sisi beliau menempatkan pemerintah dalam posisi pemimpin bagi seluruh rakyatnya, dan di sisi lain ia juga menempatkannya sebagai pelayan bagi rakyat. dua hal yang mungkin kita anggap kontras ini bisa sangat jelas kita saksikan ketika kita coba menilik lebih dalam akan sepak terjang tokoh kontemporer ini.

Kepribadian Ahmadinejad yang tercermin dari perilakunya sehari-hari menurut saya sangat menginspirasi. Terlepas dari beliau seorang ‘Syiah’, tapi sikap dan keberaniannya sebagai pemimpin saya acungi jempol. Semenjak menjadi gubernur beliau sudah menunjukkan keteladanannya yang hidup dalam kesederhanaan. Mobilnya hanya 1 itupun mobil “jadul” yang ia beli dari kantong pribadi sebelum menjadi pejabat. Beliau menolak segala kemewahan layaknya seorang pejabat negara dan beliau melakukannya secara konsisten bahkan saat beliau menjadi presiden Iran. Tidur di lantai, neik pesawat kelas ekonomi, mengendarai mobil sendiri dan bahkan menyapu halaman konsisten ia lakukan. Inilah yang menyebabkan beliau begitu dicintai rakyatnya.

Tidak hanya itu, hal yang mengejutkan juga acap kali dilakukannya. Keberaniannya dalam bersuara di forum internasional benar-benar membuat pusing negara-negara barat. bagaimana tidak, dalam sebuah pertemuan PBB sorang reporter mengatakan, “Dia seperti muncul dari hutan dan tiba-tiba melawan semua pendapat dalam forum dihadapan pemimpin-pemimpin dunia”.

Sebagaimana kita ketahui, Iran adalah negara yang terus mengembangkan teknologi nuklir. Ini membuat takut negara-negara barat. Oleh karena itu, Iran sempat di embargo oleh negara-negara barat untuk menekan geliat ekonomi mereka. Namun demikian, mereka justru mampu menunjukkan kalau mereka mampu membuat teknologi-teknologi yang tidak kalah dari negara barat seperti pesawat tempur, rudal dan bahkan nuklir.

Kepribadian Ahmadinejad yang sederhana dan tulus memang berbeda dari pejabat-pejabat pada umumnya. Pejabat lain biasanya hanya menjadikan kesederhanaan dan keprorakyatan sebagai topeng dan jubah untuk mencari simpati rakyat dan menutupi kemewahan hidupnya. Semoga di Indonesia tidak begitu, karena saya mulai mencium sesuatu..

Kesimpulan tulisan saya yang tidak nyambung ini sebenarnya adalah: Kapan Indonesia memiliki pemimpin seperti Ahmadinejad, yang menunjukkan keteladanan dan berani melawan arus untuk maju. Hidup ini seperti berlayar mengarungi sungai yang panjang kawan.. mengikuti arus hanya akan membawamu kebawah.. 🙂

 

Wioko Oke’ Yudhantara